Rabu, 20 November 2013

Surga.


Definisi: Tempat kediaman Allah Yehuwa dan makhluk-makhluk roh yang setia; suatu alam yang tidak terlihat oleh mata manusia. Alkitab juga menggunakan istilah ”surga” dalam berbagai macam arti yang lain; misalnya: untuk menunjukkan Allah sendiri, organisasi-Nya yang terdiri dari makhluk-makhluk roh yang setia, suatu kedudukan perkenan ilahi, dan pemerintahan surgawi yang baru dan benar di bawah Yesus Kristus dan ahli-ahli waris lain bersamanya yang diberi kuasa oleh Yehuwa untuk memerintah.

Apakah kita sudah ada di alam roh sebelum dilahirkan sebagai manusia?

Yoh. 8:23: ”[Yesus Kristus berkata,] ’Kamu dari alam di bawah; aku dari alam di atas. Kamu dari dunia ini; aku bukan dari dunia ini.’” (Yesus memang datang dari alam roh. Namun, seperti Yesus katakan, orang lain tidak.)

Rm. 9:10-12: ”Ribka mengandung anak kembar . . . Sewaktu mereka belum dilahirkan ataupun mempraktekkan apa pun yang baik atau keji, supaya maksud-tujuan Allah berkenaan dengan pemilihan tetap bergantung, bukan pada perbuatan, tetapi pada Pribadi yang memanggil, kepada Ribka dikatakan, ’Yang lebih tua akan menjadi budak dari yang lebih muda.’” (Jika Yakub dan Esau yang kembar sebelumnya sudah hidup di alam roh, mereka tentu sudah mempunyai catatan mengenai perbuatan mereka di sana, bukan? Namun, mereka tidak mempunyai catatan seperti itu sampai mereka lahir sebagai manusia.)

Apakah semua orang baik masuk surga?

Kis. 2:34: ”Daud [yang disebut Alkitab sebagai ’seorang yang membuat hati Yehuwa senang’] tidak naik ke surga.”

Mat. 11:11: ”Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepada kamu sekalian: Di antara mereka yang dilahirkan wanita tidak pernah tampil yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis; tetapi seseorang yang lebih kecil dalam kerajaan surga lebih besar daripada dia.” (Jadi, Yohanes tidak naik ke surga ketika ia meninggal.)

Mz. 37:9, 11, 29: ”Para pelaku kejahatan akan dimusnahkan, tetapi orang-orang yang berharap kepada Yehuwa adalah yang akan memiliki bumi. . . . Orang-orang yang lembut hati akan memiliki bumi, dan mereka akan benar-benar mendapatkan kesenangan yang besar atas limpahnya kedamaian. Orang-orang adil-benar akan memiliki bumi dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya.”
Andai kata Adam tidak berdosa, apakah akhirnya ia akan masuk surga?
Kej. 1:26: ”Allah berfirman, ’Mari kita membuat manusia menurut gambar kita, sesuai dengan rupa kita, dan biarlah mereka menundukkan ikan-ikan di laut dan makhluk-makhluk terbang di langit dan binatang-binatang peliharaan dan seluruh bumi dan segala binatang merayap yang merayap di bumi.’” (Jadi, maksud-tujuan Allah bagi Adam adalah agar ia menjadi pemelihara bumi dan kehidupan binatang di sana. Sama sekali tidak dikatakan bahwa ia akan naik ke surga.)
Kej. 2:16, 17: ”Allah Yehuwa juga memberikan perintah ini kepada manusia itu, ’Setiap pohon di taman ini boleh kaumakan buahnya sampai puas. Tetapi mengenai pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, engkau tidak boleh memakan buahnya, karena pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.’” (Bukan maksud-tujuan Yehuwa yang semula bahwa pada suatu waktu manusia akan mati. Perintah Allah yang dikutip di sini menunjukkan bahwa Ia memperingatkan terhadap haluan yang dapat mengarah kepada kematian. Kematian adalah hukuman untuk ketidaktaatan, bukan satu jalan kepada kehidupan yang lebih baik di surga. Upah ketaatan ialah kelangsungan hidup, hidup kekal, di dalam Firdaus yang diberikan Allah kepada manusia. Lihat juga Yesaya 45:18.)
Apakah seseorang harus pergi ke surga untuk menikmati masa depan yang benar-benar bahagia?
Mz. 37:11: ”Orang-orang yang lembut hati akan memiliki bumi, dan mereka akan benar-benar mendapatkan kesenangan yang besar atas limpahnya kedamaian.”
Pny. 21:1-4: ”Aku melihat langit baru dan bumi baru . . . aku mendengar suatu suara yang keras dari takhta itu mengatakan, ’Lihat! Kemah Allah ada di tengah-tengah umat manusia, dan ia akan berdiam bersama mereka, dan mereka akan menjadi umatnya. Dan Allah akan ada bersama mereka. Dan ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan kematian tidak akan ada lagi, juga tidak akan ada lagi perkabungan atau jeritan atau rasa sakit. Perkara-perkara yang terdahulu telah berlalu.’”
Mi. 4:3, 4: ”Mereka tidak akan mengangkat pedang, bangsa melawan bangsa, mereka juga tidak akan belajar perang lagi. Dan mereka akan duduk, masing-masing di bawah tanaman anggurnya dan di bawah pohon aranya, dan tidak akan ada orang yang membuat mereka gemetar; karena mulut Yehuwa yang berbala tentara telah mengatakannya.”
Apakah Yesus membuka jalan ke surga bagi mereka yang mati sebelum kematiannya sendiri?
Apa artinya 1 Petrus 3:19, 20? ”Dalam keadaan ini [di dalam roh, setelah kebangkitannya] juga ia [Yesus] pergi dan memberitakan kepada roh-roh dalam penjara, yang dahulu tidak taat ketika Allah menunggu dengan sabar pada zaman Nuh, sementara bahtera sedang dibangun, yang di dalamnya beberapa orang, yaitu delapan jiwa [”jiwa”, TL; ”orang”, TB], dibawa dengan selamat melalui air.” (Apakah ”roh-roh dalam penjara” itu adalah jiwa-jiwa manusia yang tidak mau memperhatikan pemberitaan Nuh sebelum Air Bah, dan apakah kini jalan terbuka bagi mereka untuk masuk surga? Perbandingan antara 2 Petrus 2:4 dan Yudas 6 dengan Kejadian 6:2-4 menunjukkan bahwa roh-roh ini adalah malaikat-malaikat, anak-anak Allah, yang menjelma dan kawin pada zaman Nuh. Di 1 Petrus 3:19, 20, kata Yunani untuk ”roh-roh” ialah pneuma·sin, sedangkan kata yang diterjemahkan ”jiwa” adalah psy·khai. ”Roh-roh” itu bukanlah jiwa tanpa tubuh, melainkan malaikat-malaikat yang durhaka; ’jiwa-jiwa’ di sini memaksudkan orang-orang yang hidup, manusia, Nuh beserta keluarganya. Jadi, apa yang diberitakan kepada ”roh-roh dalam penjara” pastilah berita penghukuman.)
Apa yang dimaksud dengan 1 Petrus 4:6? ”Sebenarnya, untuk tujuan ini kabar baik diberitakan juga kepada orang-orang mati, agar mereka dihakimi menurut daging dari sudut pandang manusia tetapi hidup menurut roh dari sudut pandang Allah.” (Apakah mereka ini ”orang-orang mati” yang meninggal sebelum kematian Kristus? Seperti telah ditunjukkan, orang mati bukan ”roh-roh dalam penjara”. Roh-roh itu adalah malaikat-malaikat yang tidak taat. Dan, pemberitaan Injil tidak akan bermanfaat secara jasmani bagi orang yang sudah mati sebab, seperti ditulis di Pengkhotbah 9:5, mereka ”sama sekali tidak sadar akan apa pun”, dan Mazmur 146:4 menambahkan bahwa pada waktu mati ”lenyaplah segala pikirannya”. Tetapi Efesus 2:1-7, 17 memang memaksudkan orang yang mati secara rohani dan yang hidup kembali secara rohani karena menerima kabar baik.)



Apakah dalam ”Perjanjian Baru” kehidupan surgawi dinyatakan sebagai harapan bagi semua orang Kristen?

Yoh. 14:2, 3: ”Di rumah Bapakku ada banyak tempat tinggal. Kalau tidak, tentu aku telah memberi tahu kamu, karena aku akan pergi untuk menyiapkan tempat bagimu. Juga, jika aku pergi dan menyiapkan tempat bagimu, aku akan datang kembali dan membawa kamu ke rumahku, agar di mana aku berada, kamu pun berada.” (Di sini Yesus menunjukkan bahwa rasul-rasulnya yang setia, yang diajak berbicara olehnya, pada waktunya akan berada di ”rumah” Bapaknya, di surga, bersama Yesus. Namun, ia tidak mengatakan berapa banyak orang lagi yang juga akan pergi ke surga.)

Yoh. 1:12, 13: ”Seberapa banyak orang yang menerimanya [Yesus], kepada mereka ia memberikan hak untuk menjadi anak-anak Allah, karena mereka memperlihatkan iman akan namanya; dan mereka dilahirkan, bukan dari darah atau dari kehendak daging atau dari kehendak manusia, tetapi dari Allah.” (Perhatikan bahwa ikatan kalimat, dalam ayat 11, menunjuk kepada ”bangsa [Yesus] sendiri”, orang-orang Yahudi. Sebagian di antara mereka yang menerima Yesus ketika ia datang kepada mereka pada abad pertama menjadi anak-anak Allah, dengan prospek untuk hidup di surga. Kata-kata kerja dalam ayat tersebut ditulis dalam bentuk lampau, maka ayat ini tidak memaksudkan semua orang yang menjadi Kristen sejak itu.)

Rm. 8:14, 16, 17: ”Semua orang yang dipimpin oleh roh Allah, mereka ini adalah putra-putra Allah. Roh itu sendiri memberikan kesaksian bersama roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Jadi, jika kita adalah anak, kita juga ahli waris: benar-benar ahli waris Allah, tetapi sesama ahli waris bersama Kristus, asalkan kita menderita bersama dia agar kita juga dimuliakan bersama dia.” (Ketika ayat ini ditulis, semua yang dipimpin oleh roh Allah memang adalah anak-anak Allah yang mempunyai harapan untuk dimuliakan bersama Kristus. Namun, halnya tidak selalu demikian. Lukas 1:15 mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis akan dipenuhi dengan roh kudus, tetapi Matius 11:11 menjelaskan bahwa ia tidak akan mendapat bagian dalam kemuliaan Kerajaan surgawi. Oleh karena itu, setelah pengumpulan ahli-ahli waris Kerajaan surgawi, akan ada orang-orang lain yang melayani Allah sebagai pengikut Putra-Nya tetapi tidak akan mendapat kemuliaan surgawi.)
Di mana dalam ”Perjanjian Baru” secara spesifik disebutkan bahwa umat Kristen akan mendapat upah hidup kekal di bumi?
Mat. 5:5: ”Berbahagialah orang-orang yang berwatak lembut, karena mereka akan mewarisi bumi.”
Mat. 6:9, 10: ”Bapak kami yang di surga, biarlah namamu disucikan. Biarlah kerajaanmu datang. Biarlah kehendakmu terjadi, seperti di surga, demikian pula di atas bumi.” (Apa kehendak Allah sehubungan dengan bumi ini? Apa yang ditunjukkan di Kejadian 1:28 dan Yesaya 45:18?)
Mat. 25:31-33, 40, 46: ”Apabila Putra manusia tiba dalam kemuliaannya, dan semua malaikat bersamanya, ketika itu ia akan duduk di takhtanya yang mulia. Dan semua bangsa akan dikumpulkan di hadapannya, dan ia akan memisahkan orang, yang satu dari yang lain, sama seperti seorang gembala memisahkan domba dari kambing. Dan ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanannya, tetapi kambing-kambing di sebelah kirinya. . . . Raja itu akan mengatakan kepada mereka [domba-domba], ’Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu: Sejauh kamu melakukannya untuk salah seorang di antara yang paling kecil dari saudara-saudaraku ini, kamu melakukannya untuk aku.’ Dan mereka [kambing-kambing] ini akan masuk ke dalam kemusnahan abadi, tetapi orang-orang yang adil-benar [domba-domba] ke dalam kehidupan abadi.” (Perhatikan bahwa ”domba-domba” ini tidak sama dengan saudara-saudara Raja itu, yang ”mengambil bagian dalam panggilan surgawi”. [Ibr. 2:10–3:1] Namun, orang-orang yang bersifat domba ini hidup pada waktu Kristus bersemayam di takhtanya dan sewaktu beberapa dari ’saudara-saudara’-nya masih mengalami kesukaran di bumi.)
Yoh. 10:16: ”Aku memiliki domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; mereka juga harus aku bawa, dan mereka akan mendengarkan suaraku, dan mereka akan menjadi satu kawanan, satu gembala.” (Siapakah ”domba-domba lain” ini? Mereka adalah pengikut-pengikut Gembala yang Baik, Yesus Kristus, tetapi tidak termasuk dalam kawanan ”perjanjian baru”, dengan prospek kehidupan surgawi. Namun, mereka bergaul erat dengan orang-orang dari kawanan tersebut.)
2 Ptr. 3:13: ”Ada langit baru dan bumi baru yang kita nantikan sesuai dengan janjinya, dan keadilbenaran akan tinggal di dalamnya.” (Juga Penyingkapan 21:1-4)
Pny. 7:9, 10: ”Setelah hal-hal ini [setelah rasul Yohanes melihat jumlah lengkap mereka yang ”dimeteraikan” yang telah ”dibeli dari bumi” agar berada bersama Kristus di Gunung Zion surgawi; lihat Penyingkapan 7:3, 4; 14:1-3] aku memandang, dan, lihat! suatu kumpulan besar dari orang-orang yang jumlahnya tidak seorang pun dapat menghitungnya, dari semua bangsa dan suku dan umat dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, mengenakan jubah putih; dan ada pelepah-pelepah palem di tangan mereka. Dan mereka terus berseru dengan suara keras, demikian, ’Kami berutang keselamatan kepada Allah kami, yang duduk di atas takhta, dan kepada Anak Domba!’”

Kepada berapa orang Alkitab menawarkan harapan kehidupan surgawi?

Luk. 12:32: ”Janganlah takut, kawanan kecil, karena Bapakmu telah berkenan memberikan kerajaan itu kepadamu.”

Pny. 14:1-3: ”Aku memandang, dan, lihat! Anak Domba [Yesus Kristus] itu berdiri di Gunung Zion [di surga; lihat Ibrani 12:22-24], dan bersama dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama dia dan nama Bapaknya. . . . Dan mereka menyanyikan seolah-olah suatu nyanyian baru . . . dan tidak seorang pun dapat menguasai nyanyian itu kecuali keseratus empat puluh empat ribu orang itu, yang telah dibeli dari bumi.”
Apakah ke-144.000 itu hanya orang Yahudi jasmani?
Pny. 7:4-8: ”Aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan, seratus empat puluh empat ribu, yang dimeteraikan dari setiap suku putra-putra Israel: . . . Yehuda . . . Ruben . . . Gad . . . Asyer . . . Naftali . . . Manasye . . . Simeon . . . Lewi . . . Isakhar . . . Zebulon . . . Yusuf . . . Benyamin.” (Ini bukan suku-suku Israel jasmani karena tidak pernah ada suku Yusuf, suku Efraim dan suku Dan tidak ada dalam daftar di sini, dan suku Lewi dipisahkan untuk dinas yang berhubungan dengan bait, tetapi tidak pernah dihitung sebagai salah satu dari ke-12 suku. Lihat Bilangan 1:4-16.)
Rm. 2:28, 29: ”Seorang Yahudi bukanlah Yahudi secara lahiriah, dan juga sunat, bukanlah sunat secara lahiriah pada daging. Tetapi seorang Yahudi adalah orang Yahudi di dalam batin, dan sunatnya adalah sunat pada hati karena roh, dan bukan karena kaidah tertulis.”
Gal. 3:26-29: ”Kamu semua adalah putra-putra Allah melalui imanmu kepada Kristus Yesus. . . . Tidak ada orang Yahudi ataupun orang Yunani, tidak ada budak ataupun orang merdeka, tidak ada laki-laki ataupun perempuan; sebab kamu semua adalah satu dalam persatuan dengan Kristus Yesus. Lagi pula, jika kamu milik Kristus, kamu benar-benar benih Abraham, ahli-ahli waris sesuai dengan janji.”
Apakah jumlah 144.000 hanya bersifat simbolis?
Jawabannya ditunjukkan oleh fakta bahwa, setelah menyebut jumlah tertentu 144.000, Penyingkapan 7:9 menunjuk kepada ”suatu kumpulan besar dari orang-orang yang jumlahnya tidak seorang pun dapat menghitungnya”. Andai kata jumlah 144.000 itu tidak harfiah, maka jumlah itu tidak akan ada artinya sebagai perbandingan dengan ”kumpulan besar”. Pandangan bahwa jumlah itu bersifat harfiah selaras dengan pernyataan Yesus di Matius 22:14 mengenai Kerajaan surga, ”Banyak yang diundang, tetapi sedikit yang dipilih.”

Apakah mereka dari ”kumpulan besar” yang disebut di Penyingkapan 7:9, 10 juga masuk surga?

Kitab Penyingkapan tidak mengatakan mengenai mereka, seperti tentang ke-144.000 orang, bahwa mereka ”dibeli dari bumi” agar bersama Kristus berada di Gunung Zion surgawi.—Pny. 14:1-3.
Gambaran bahwa mereka ”berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba” tidak selalu menunjukkan suatu tempat, tetapi suatu keadaan diperkenan. (Bandingkan Penyingkapan 6:17; Lukas 21:36.) Pernyataan ”di hadapan takhta” (Yunani, e·nopi·on tou thronou; harfiah, ”kelihatan dari takhta”) tidak mengharuskan mereka berada di surga. Kedudukan mereka semata-mata ”kelihatan” oleh Allah, yang memberi tahu kita bahwa dari surga Ia melihat anak-anak manusia.—Mz. 11:4; bandingkan Matius 25:31-33; Lukas 1:74, 75; Kisah 10:33.



”Kumpulan besar di surga” yang disebut di Penyingkapan 19:1, 6 tidak sama dengan ”kumpulan besar” di Penyingkapan 7:9. Kumpulan yang di surga tidak digambarkan sebagai ”dari semua bangsa” atau menyatakan bahwa keselamatan mereka berasal dari Anak Domba; mereka adalah malaikat-malaikat. Di Alkitab ungkapan ”sekumpulan besar orang banyak” digunakan dalam berbagai ikatan kalimat.—Mrk. 5:24; 6:34; 12:37.

Orang-orang yang masuk ke surga akan melakukan apa di sana?

Pny. 20:6: ”Mereka akan menjadi imam Allah dan Kristus, dan akan memerintah sebagai raja bersama dia selama seribu tahun itu.” (Juga Daniel 7:27)

1 Kor. 6:2: ”Tidak tahukah kamu bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia ini?”

Pny. 5:10: ”Engkau membuat mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja-raja atas [”di”, TB; ”di atas”, TL, BIS] bumi.” (Kata Yunani dan struktur tata bahasa yang sama terdapat di Penyingkapan 11:6. Di ayat tersebut TB, TL, BIS, semua menerjemahkannya sebagai ”atas”.)

Siapakah yang memilih mereka yang akan masuk ke surga?

2 Tes. 2:13, 14: ”Kami wajib untuk selalu bersyukur kepada Allah bagimu, saudara-saudara yang Yehuwa kasihi, karena Allah memilih kamu sejak awal untuk diselamatkan dengan menyucikan kamu dengan roh dan melalui imanmu akan kebenaran. Untuk tujuan inilah ia memanggilmu melalui kabar baik yang kami nyatakan, dengan maksud memperoleh kemuliaan Tuan kita, Yesus Kristus.”

Rm. 9:6, 16: ”Tidak semua yang berasal dari Israel adalah benar-benar ’Israel’. . . . Hal itu tidak bergantung pada orang yang menginginkan ataupun pada orang yang berlari, tetapi pada Allah, yang menaruh belas kasihan.”

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar